Blog Archives
Tarot Reader Bonafide ? Memang Ada?
Dari pengalaman bertahun-tahun dalam menekuni dunia tarot reading profesional, ternyata memang ada loh tarot reader yang memang bagus DAN ada juga yang benar – benar abal – abal.

Kok bisa ada yang abal – abal? Memang bisa saja; karena seputar dunia tarot di Indonesia memang belum ada standarisasinya ataupun semacam asosiasi profesi yang punya wewenang menerbitkan surat jaminan kompetensi…, alias blom ada yang bisa nerbitin ijasah lah intinya.
Jadi, kalau memang belum ada, apa yang bisa teman – teman lakuin sebelum melakukan konsultasi ke tarot reader tersebut? Bagaimana cara membedakan yang memang kompeten/ bisa membaca, atau yang abal – abal? Di artikel ini, gw akan share pengalaman gw untuk membantu melihat dan membedakan tarot reader yang seperti itu.
Penilaian Netral
Hal penting dari seorang tarot reader adalah, dia harus netral untuk kasus apapun; sehingga dia tidak memasukkan agenda pribadi ataupun maksud lain yang bisa membuat bacaan melenceng dari semestinya.
Netral disini bisa dilihat dari berbagai cara dia menanggapi kasusmu. Apakah dia akan menanyakan banyak ‘faktor pendukung’ disamping kasus utama yang kamu ceritakan? Apakah dia akan menanyakan background karir, status pernikahan, pendidikan, dan lainnya yang terlibat dalam cerita yang kamu konsultasikan?
Netral disini juga termasuk dalam artian tidak menilai negatif/ judging negatif mengenai apapun yang anda alami.
Misalnya, dia tetap akan netral apabila kamu membuka orientasi sexualmu; entah straight, gay, ataupun bi. Dia juga akan tetap netral apapun situasi rumah tanggamu; dan tentu tetap netral apapun karirmu.
Menghargai Bacaan Orang Lain
Gw seringkali menemukan berbagai klien yang sudah berkonsultasi dengan tarot reader lain sebelum berkonsultasi dengan gw sendiri.
Menurut gw, sepanjang tidak melenceng jauh banget, ada baiknya juga seorang tarot reader tidak mendiskreditkan / menjelekkan bacaan tarot reader sebelumnya. Lucunya, justru ketika gw berusaha mencari benang merah dengan bacaan sebelumnya, malah gw semakin dihargai oleh klien tersebut.
Lihat Media Sosialnya
Cara lain yang cukup sederhana sebelum memutuskan konsultasi ke tarot reader tersebut adalah dengan mengamati media sosialnya. Apa saja yang dia post? Apakah postnya sering mengeluh meminta simpati ataupun menjatuhkan karya/ pribadi orang lain? Kalau iya, lebih baik lihat yang lain deh.
Bagian ini menjadi sangat penting karena gw sendiri sering menemukan tarot reader yang ngepost cerita detail klien tanpa ijin dari klien tersebut, meskipun nama disamarkan dengan inisial. Bahkan ada tarot reader yang menjadikan cerita klien sebagai bahan gosip ke sesama reader.
Berpengetahuan Luas, Tutur Sederhana
Seorang tarot reader memang dituntut berpengetahuan / berwawasan luas; sehingga tarot reader yang bonafide akan selalu dengan sadar untuk terus belajar, lepas dari apapun caranya.
Tarot reader yang berwawasan luas, tidak puas hanya dengan status – status yang dia ‘buat sendiri’ seperti status orang ningrat lah, indigo lah, generasi kristal lah, generasi matahari hijau lah, dan masih banyak lagi. Mau status seheboh apapun, belajar menimba ilmu tetap menjadi prioritas selama menekuni tarot.
Setelah berpengetahuan luas, tentu semua tidak akan berarti kalo tidak bisa mengkomunikasikan pengetahuanmu ke klien bukan? Jadi, gunakan bahasa sesederhana mungkin ketika berkomunikasi sama klien agar mudah dimengerti. Gejala pamer berbagai jargon atau istilah – istilah ribet dalam sesi pembacaan tarot, mengutip pernyataan alm. Bob Sadino , itu tidak lebih daripada onani ilmu .
Konklusi?
Kalau uraian diatas bisa dipersingkat lagi, mungkin bisa direkap dalam 1 kalimat:
Tarot Reader Bonafide akan memperlakukan dan menghargai klien dengan hormat, empati, dan profesional.
– Rendy Fudoh –
Semoga bermanfaat. 🙂
Bagaimana Membedakan Tarot Reader Dengan Scam ?
Inspirasi yang saya dapat untuk topic ini berawal dari maraknya artikel – artikel luar sana yang ‘curhat’ mengenai banyaknya reader-reader yang berorientasi ke uang semata dan tidak memberikan pelayanan selayaknya reader professional. Lebih ekstrimnya lagi, sudah mulai berkembang reader –reader yang melakukan penipuan diluar sana.
Well, saya rasa juga sudah banyak artikel diluar sana mengenai bagaimana menjadi tarot reader yang professional, beretika, dan sebagainya. Maka untuk kali ini, saya akan membahas dari sisi lain, yaitu bagaimana customer / pelanggan bisa membedakan tarot reader yang professional namun juga berniat membantu secara tulus, dengan tarot reader yang professional namun murni berorientasi duit semata (alias SCAM). Dari sini, saya akan membahas cara membedakannya dari berbagai dua aspek.
Aspek duit/ uang/ mahar/ fee/ apapun namanya
Tidak bisa dipungkiri, setiap tarot reader memiliki standard harganya masing – masing. Pertimbangan mengapa sejumlah reader bisa mematok harga lebih tinggi dibandingkan reader lain juga sangat beragam dan cenderung subjektif. Namun satu hal yang perlu ditekankan, harga memang menjadi satu dari berbagai factor kualitas bacaan; namun seringkali bukanlah menjadi penentu utama kualitas bacaan tarot reader tersebut. Seringkali harga justru menjadi indicator dari nilai waktu yang diberikan tarot reader ke kliennya. Dengan kata lain, semakin tinggi tarif seorang tarot reader, maka semakin terbatas lah waktunya atau semakin tinggi tarot reader tersebut menghargai waktunya. Faktor kenapa waktunya sang tarot reader tersebut terbatas juga bisa macam – macam. Diantaranya bisa karena kliennya memang bejibun banyaknya, atau karena si reader juga mengalokasikan waktunya untuk pekerjaan lain juga (berhubungan tarot reader adakalanya punya segudang kegiatan diluar aktifitas membantu orang ini).
Demikian gambaran umum dari konsep fee yang ditetapkan oleh tarot reader itu sendiri. Kemudian bagaimana membedakannya kalau dia memang professional namun memang niat membantu dengan professional namun murni duit? Dari berbagai observasi saya sendiri, saya melihat kalau tarot reader yang berniat membantu bisa terlihat saat ada klien yang ingin konsultasi, namun tidak mampu membayar fee sesuai standard yang ditentukan tarot reader itu sendiri. In short word, kalau ada klien yang (asumsinya) mengucapkan secara jujur….
“Saya ingin konsultasi mengenai permasalahan saya ke anda, namun jujur…. Saya belum bisa membayar seharga yang anda pasang.”
Kalau tarot reader dihadapi klien seperti ini, biasanya ada 2 jawaban utama:
- Untuk tarot reader yang berniat membantu, “Ok saya tetap akan bantu anda. Jadi kita ketemu saja dulu untuk konsultasi. Untuk masalah harga, anda cukup bayar semampu anda. “
- Untuk tarot reader yang murni nyari duit, “Hmm… silahkan anda mencari tarot reader yang lain yah. Bye!”
Tentu saja ini (sekali lagi) dengan asumsi kalau kliennya memang jujur benar-benar ga mampu, bukan klien yang pura – pura ga mampu yah.
Aspek follow-up dan bacaan tarot itu sendiri
Yang dimaksud follow-up disini adalah respon klien setelah melakukan konsultasi dengan tarot reader. Dari aspek ini, sebenarnya bisa dengan mudah dibedakan antara tarot reader yang niat bantu dan yg murni duit:
- Tarot reader yang berniat membantu, seringkali membantu semaksimal mungkin dari sisi pembacaan tarotnya dengan cara memberikan gambaran objektif (memberitahukan sisi positif dan negatifnya secara seimbang), solusi – solusi yang tepat sasaran dan benar-benar bisa diaplikasikan oleh klien itu sendiri. Tujuan utamanya tentu saja kepuasan klien dan memang klien bisa menyelesaikan masalahnya. Apabila setelah itu, klien mempunyai repeat order (which is itu seirng terjadi), maka reader menganggap itu sebagai bonus dan bukan tujuan utama.
- Tarot reader yang niatnya murni duit, seringkali melakukan pembacaan yang terkesan kata – katanya kiasan semata alias bahasa – bahasa simbolis ato memakai kalimat – kalimat manis saja. Saran –saran yang diberikan juga cenderung masih membuat klien terbingung –bingung dan kecenderungannya menyenangkan klien semata. Apa tujuannya? Sederhana, agar klien tersebut kembali ke tarot reader itu sendiri untuk diminta dibacakan kembali. Jadi memang tujuan UTAMAnya adalah untuk membuat sang klien bergantung kepada tarot reader itu kembali dan kembali. Yang ujung – ujungnya semakin banyak uang yang masuk ke kantong reader karena klien sudah kecanduan dengan reader tersebut. Bagaimana caranya membuat klien ketergantungan dengan reader jenis ini? Secara umum, ada 2 cara:
- Dengan membaca klien dengan kalimat2 yang sangat positif dan sangat manis, namun menutupi sisi yang perlu dibenahi klien. Akibatnya, ketika klien terkena masalah yang tidak sesuai dengan bacaan, maka klien akan kembali ke reader tersebut untuk meminta ‘ilusi sugesti positif’ .
- Membaca klien dengan kalimat – kalimat yang cenderung negative yang kemudian mengarahkan klien berpikir bahwa sang tarot reader adalah ‘juru selamat’ klien tersebut.
Demikian dua aspek yang bisa dipertimbangkan untuk calon klien tarot reader manapun agar benar-benar cermat dalam memiih tarot reader yang sesuai untuk teman – teman sendiri. Kenapa saya membahas hal seperti ini? Karena profesi sebagai tarot reader memang sudah menjamur dan memiliki prospek yang menguntungkan secara financial dan networking. Hanya saja karena sudah mulai sangat menguntungkan itulah, mulai banyak tarot reader yang bermunculan dengan motivasi duit dan tenar semata.
Dan pertanyaan untuk tarot reader sendiri, dan silahkan jawab dalam diri masing – masing: termasuk manakah anda dari uraian saya diatas?