Blog Archives
Kartu Tarot Arkana Mayor : The Fool , Interpretasi dan Analisis
Dalam artikel ini, saya akan membahas lebih mendetail seputar setiap kartu Major Arcana berikut kaitannya dengan arketip astrologi.

Kartu The Fool sendiri merupakan kartu nomor 0 dari Major Arcana. Dan kartu ini juga digunakan oleh para praktisi sebagai kartu acuan dalam berbagai metode seperti “meditasi dengan kartu The Fool”, melakukan refleksi dengan tebaran “The Fools Journey”, sampai mengosongkan cangkir mindset menggunakan visualisasi kartu The Fool, dan masih banyak lagi.
Interpretasi kali ini saya bagi menjadi 2, yaitu interpretasi umum dan kaitan dengan arketip Astrologi.
Makna Umum Kartu The Fool
Secara umum, kartu The Fool sendiri menunjukkan sisi bahagia dan keceriaan karena ketertarikan untuk menjalani suatu perjalanan yang baru. Kalau diumpamakan, rasa bahagia itu seperti anak – anak yang hendak melakukan perjalanan keesokan harinya, sehingga saking penasaran bagaimana hari esok akan terjadi, ia menjadi sangat sulit untuk tidur.
Saya rasa, rasa penasaran, kebahagiaan, semangat, dan juga ketertarikan akan permulaan yang baru itulah yang menjadi makna utama dari sebuah kartu The Fool.
Dalam gambar kartu tersebut, kita menemukan sosok orang yang berpakaian berbunga – bunga dan hendak mengembara. Dalam beberapa versi kartu tarot, digambarkan menyerupai sosok badut. Ekspresi yang ditunjukkan seringkali ekspresi ketenangan ataupun kepasrahan, tergantung dari sudut pandang kita dalam melihat gambar tersebut.
Makna umumnya, menunjukkan kondisi yang menunjukkan kembali ke masa anak – anak ataupun merespond situasi dengan pola pikir kembali ke anak – anak. Kondisi anak – anak yang dimaksud adalah kondisi pikiran yang bersih, cenderung polos, dan tertarik akan berbagai hal baru yang akan dia hadapi/ alami.
Sosok di gambar tersebut juga membawa tongkat dan kantong buntalan yang ukurannya cukup kecil. Sekaligus juga membawa bunya berwarna putih.
Kedua elemen tersebut bisa diinterpretasikan dimana tongkat dan kantong buntalan itu sebagai bekal perjalanan yang esensial saja. Bekal disini untuk konkritnya bisa bermacam – macam tentunya. Apakah kita sudah memiliki bekal fondasi dasar yang cukup untuk melakukan perjalanan baru berikutnya? Sementara bunga berwarna putih, juga bisa dimaknai sebagai sesuatu yang perlu dijaga dengan hati – hati. Karena layaknya bunga putih yang terlihat cantik, namun rapuh, mudah rusak, dan mudah kotor. Apakah hal yang perlu kita jaga dengan sangat berhati – hati dalam melakukan perjalanan yang baru tersebut?
Selain itu, simbol anjing berwarna putih, dapat menunjukkan teman / rekan perjalanan yang menemani kita selama perjalanan. Mungkin dalam perjalanan baru tersebut, kita akan menemukan orang baru atau berbagai hal yang menarik, dan secara tidak langsung, justru membantu perjalanan kita.
Sosok orang yang berjalan di tepi jurang pun, dapat menunjukkan orang tersebut memiliki iman yang kuat karena jalan kedepannya akan dirasa baik – baik saja. Hanya saja, tergantung pertanyaan dan intuisi kita juga, kondisi jurang juga bisa menunjukkan bahaya yang mungkin tidak kita sadar. Kok bisa? Sosok orang itu berjalan dengan riang, mata melihat ke langit sehingga ia tidak sadar akan jalan didepannya yang tampak ‘terputus’. Makna mana yang sebaiknya digunakan?
Pemandangan hutan berwarna biru di cakrawala dapat menunjukkan keindahan secara umum, sekaligus ‘batasan’ atas pandangan kita karena hutan di cakrawala tersebut juga menghalangi pandangan kita akan hamparan setelahnya bukan?
Langit yang berwarna kuning dapat dimaknai sisi keceriaan dan sisi anak – anak yang suka bermain dan optimis. Sementara sinar matahari mensimbolkan perjalanan yang sudah dibuat terang oleh alam itu sendiri, sehingga kita bisa melihat gambaran perjalanan yang akan kita tempuh…, sejauh indera dan persepsi kita sebagai manusia mampu untuk melihatnya.
Kaitan Dengan Arketip Astrologi
The Fool sendiri, merupakan kartu yang memiliki arketip Astrologi planet Uranus. Uranus sendiri dalam astrologi, merupakan planet yang memimpin zodiak Aquarius. Aquarius sendiri diwakili oleh kartu The Star.

Uranus sendiri dalam astrologi, digambarkan sebagai planet yang memancarkan energi pemberontakan maupun perubahan yang secara tiba – tiba. Kata kunci re-invensi atau menemukan ulang juga sering digunakan, berikut kata kunci sebagai penemuan baru, berjuang melawan arus demi kebenaran, ataupun kemajuan teknologi yang mendapat tentangan dari pihak – pihak tertentu.
Energi melawan arus ataupun perubahan yang sifatnya tiba – tiba dan diluar dugaan, menjadi sangat erat dengan kartu The Fool, terutama karena sisi “tidak terbaca” atau “diluar dugaan” tersebut. Layaknya orang yang hendak melakukan perjalanan baru, apapun yang kita hadapi, kemungkinan besar akan diluar ekspektasi ataupun yang kita pahami saat itu. Sisi beradaptasi sesuai dengan kondisi yang dilakukan terus – menerus juga menjadi ciri khas energi uranus yang erat kaitannya dengan makna kartu The Fool itu sendiri.
Uranus juga mewakili peluang untuk belajar akan hal – hal baru. Berbeda dengan planet Merkuri yang lebih menekankan belajar secara detail dan menggunakan semua metode yang ada, Uranus justru lebih menekankan sisi belajar yang cepat dan spontan serta melihat berbagai perubahan didepan mata sebagai peluang untuk belajar hal yang baru, saat itu juga. Sikap yang tidak bisa ditebak untuk mempelajari kondisi yang juga tidak tertebak di planet Uranus, sangat erat kaitannya dengan makna dari kartu The Fool.
Uranus yang memimpin zodiak Aquarius, zodiak yang memang dikenal melawan arus, dan juga zodiak yang dikaitkan dengan kartu The Star, dapat diartikan sebagai kartu The Fool sebagai fondasi dasar untuk mencapai kartu The Star.
Maksudnya apa? Secara simbolis, sikap untuk terbuka dan ingin terus belajar hal baru (The Fool), akan menjadi fondasi yang kuat dalam mewujudkan berbagai harapan/ impian yang kita inginkan (The Star). Atau mungkin arti lainnya, apabila kita ingin memperoleh apa yang kita inginkan (The Star), mungkin kita perlu mencoba melakukan berbagai pendekatan yang baru/ berbeda untuk mencapai hal tersebut (The Fool).
Untuk konsultasi Tarot maupun Astrologi, bisa book jadwal via chat WhatsApp di +62 81 8080 34 145 .
Apakah Itu Sihir / Magick ? Sebuah Definisi Biar Tidak Melenceng

Beberapa waktu yang lalu, disebuah kelompok diskusi WhatsApp, sempat berdiskusi soal Magick itu sendiri dan diskusinya sendiri pun berjalan dari pertanyaan besar, “Apakah Tarot itu Magick?”.
Setelah diskusi panjang, pada akhirnya saya memutuskan untuk berbagi sesuatu melalui tulisan ini. Seputar, definisi Magick itu sendiri sebenarnya apa sih? Dengan tahu definisi magick itu sendiri, maka kita tahu hal apa saja yang masuk kategori magick dan sampai sejauh mana hal tersebut dianggap sebagai magick atau sihir. Dari situ pula, kita bisa tahu, implikasi ke praktik nyatanya seperti apa.
Ok, sekarang definisinya…
Definisi Magick
Magick itu apa sih? Nah, menurut Aleister Crowley, dalam bukunya “The Book Of The Law”, mendefinisikan Magick sebagai berikut.
“The science and art of causing change to occur in conformity with will.”
Kalau diterjemahkan secara bebas, menurut Crowley, Magick adalah sebuah ilmu pengetahuan dan seni yang menimbulkan perubahan untuk terjadi sesuai dengan ‘kehendak’.

Nah, definisi disini masi sangat luas implikasinya, dan perlu pembacaan lebih jauh dari bukunya untuk mengerti maksudnya dari perubahan yang terjadi sesuai dengan ‘kehendak’ tersebut. Kenapa? Karena dia belum mendefinisikan, kehendaknya itu kehendak siapa? Kehendak pribadi kah? Kehendak Semesta/ alam/ Tuhan kah? atau justru kehendak pribadi yang sudah menyatu dengan semesta?
Nah, untuk itu, saya mencoba memakai definisi yang jauh lebih spesifik dari seorang okultist senior (sudah meninggal) dan ajarannya sering digunakan oleh praktisi: Donald Michael Kraig. Dia sendiri dalam buku Modern Magick nya, mendefinisikan magick adalah sebagai berikut.
“Magick is the science and art of causing change (in cosciousness) to occur in conformity with will, using means not currently understood by traditional Western science. ”
Apabila diterjemahkan secara bebas,
Sihir adalah suatu ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat suatu perubahan (secara sadar) terjadi sesuai dengan kehendak dan iman, dengan cara yang belum dapat dimengerti oleh ilmu pengetahuan Barat.
Konteks Ilmu Pengetahuan dan Seni ini digunakan bersamaan, karena dari sisi ilmu pengetahuan, ada beberapa unsur yang eksakta alias sudah berdasarkan fakta – fakta dan pakem pengetahuan yang ada. Sementara ‘seni’ ini dimaksudkan karena magick ini akan terus berkembang; teori dan penerapannya, tetap ada unsur ‘cocok – cocokan’ dengan penggunanya. Seni disini juga digunakan karena hasilnya dari praktik magick tersebut, untuk setiap orang masih sangat beragam, apakah bisa sepenuhnya berhasil maupun sepenuhnya belum berhasil, tergantung faktor usaha manusianya (secara internal), faktor lingkungan (eksternal), dan juga faktor alamnya sendiri apakah mengijinkan ataupun tidak.
Kalimat “membuat suatu perubahan (secara sadar) terjadi” ini sebenarnya menunjukkan perlunya aktifitas; alias ada inisiatif terdahulu yang dilakukan oleh pelakunya.
Konteks terjadi sesuai dengan ‘kehendak dan iman’ ini sebenernya menunjukkan, apapun perubahan yang kita lakukan, untuk bener – bener bisa terjadi di dunia nyata, ini perlu keselarasan dengan apa yang kita inginkan dengan iman / keyakinan kita sendiri kalau itu pasti terjadi. Dalam sejumlah aliran tertentu, juga ditambahkan, tidak hanya iman saja, tapi juga adab (perilaku), karma, dan bakti (apa yang sudah kamu lakukan sebelumnya) agar kehendakmu diijinkan oleh Tuhan/ semesta/ alam terjadi.
Konteks dengan cara yang belum dapat dimengerti oleh ilmu pengetahuan Barat, sebenarnya mengacu ke konteks cara dan hasil yang mungkin secara simbolis dan perumpamaan, kita sudah mengerti prosesnya. Namun belum ada penjelasan dan penelitian yang benar – benar logis untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Pada dasarnya, kita semua yakin, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan manusia yang ada, perlahan – lahan juga ilmu pengetahuan akan bisa menjawab kenapa intensi manusia , sesuai ijin-Nya, bisa terwujud di dunia fisik ini. Hanya saja, kita memang baru sampai tahap tahu cara menggunakannya, tapi belum sampai mengerti secara detail akan cara kerjanya. Kalau diumpamakan, itu seperti kita tahu cara menyetir mobil, berikut fungsi – fungsi pedal dan tombol di mobilnya, tapi kita belum tahu secara detail bagaimana isi mesin mobil tersebut dan proses dari bensin kemudian dibakar dan didistribusikan energinya sehingga sebuah mobil bisa berjalan sesuai kehendak kita.

Jadi…, Magick itu perlu apa sih?
Dari definisi diatas, sebenarnya magick itu hanya perlu 2 saja: yaitu inisiatif kita untuk melakukan aktifitas tersebut, dan pikiran kita yang punya iman, karma, adab, dan bakti yang tinggi dan selaras dengan Tuhan/ semesta agar intensi/ keinginan kita didengar, diterima, dan diijinkan oleh-Nya.
Terus kalau hanya perlu 2 itu saja? Semua perlengkapan tongkat sihir yang kece, berbagai batu kristas, berbagai tanaman hasil petik yang akan dibakar/ dibuat ramuan, dan perlengkapan lainnya? Itu untuk apa dong?
Semua perlengkapan itu, semata – mata digunakan sebagai simbol untuk membantu kita memfokuskan pikiran kita terhadap apa yang kita inginkan. Perlengkapan tersebut juga berfungsi sebagai ‘tanda keseriusan’ ataupun sarana untuk membantu kita untuk mengajukan/ dikabulkannya keinginan tersebut.
Jadi memang, kalau iman kita sudah cukup kuat, untuk melakukan aktifitas magick tersebut, ekstrimnya kita tidak perlu alat bantu apapun, hanya dengan sebatas berucap dari mulut saja pun sudah ampuh pengaruhnya.
Kalau Begitu…, apakah kita melakukan magick nyaris setiap hari?
Absolutely YES!
Setiap kita bangun tidur dan berdoa, setiap kita berdoa sebelum tidur, setiap kita berharap dalam hati kita, setiap kita -menyumpahi- seseorang, Setiap kita bernyanyi puji – pujian kepada-Nya, atau setiap kita melakukan sumbangan ke orang yang membutuhkan, setiap kita membantu teman/ orang asing yang membutuhkan, setiap kita melakukan aktifitas simbolis apapun, lepas dari latar belakang agama dan budaya, sebenarnya kita sudah melakukan aktifitas sihir/ magick itu sendiri.
Sebagai tambahan…, apakah tarot itu magick?
Menurut saya, tarot itu sendiri hanyalah setumpuk kartu dengan segudang manfaat penggunaan dan illustrasi yang sangat bagus. Namun memang, tarot itu bisa digunakan menjadi salah satu alat untuk membantu aktifitas magick yang akan kita lakukan.
Tarot itself is only a pack of illustration printed on a card stock; but yes, it can be used for any magick activities.
Inspirasi The Devil : Kenapa Iblis -Tidak Selalu- Berarti Buruk
Khusus untuk inspirasi Arkana Mayor, saya akan membahas dari berbagai sisi sebuah kartu di tiap postnya. Dan saya akan lebih menekankan sisi ‘melawan arus’nya dari sebuah kartu. Harapan saya, agar pembaca bisa melihat suatu kartu menjadi lebih objektif. Kartu yang sekilas terlihat bagus, juga memiliki makna yang buruk; pun kartu yang sekilas terlihat buruk, juga memiliki makna yang baik.
Seringkali dalam bacaan kartu tarot, apabila keluar kartu The Devil, seringkali kita sebagai tarot reader (bahkan di berbagai film layar lebar sekalipun), menginterpretasikan sebagai sesuatu yang jahat ataupun sesuatu yang sangat buruk bisa terjadi.
Dan memang dalam berbagai literatur tarot pun, kartu The Devil, identik dengan godaan hasrat, tidak terbatas berarti godaan seksual saja, tapi bisa dalam artian godaan untuk ketergantungan akan narkotika, ketergantungan akan sebuah hubungan yang toxic/ beracun. Mungkin saking sudah tertanamnya di benak manusia, sehingga ada istilah populer bagi orang yang terjebak di sesuatu yang negatif terus – menerus : Terjebak Dalam Lingkaran Setan.
Hanya saja, apakah setiap kali keluar kartu The Devil tersebut, selalu berarti buruk?
Sebagai informasi, kartu The Devil sendiri, bila dikaitkan dengan astrologi, berada dalam ‘perlindungan’ zodiak Capricorn. Sebuah zodiak yang seringkali dianggap sebagai zodiak pekerja keras, berjuang gigih untuk mencapai tujuan.
Namun tujuan ala zodiak capricorn, seringkali lebih bersifat materi. Sehingga sangat wajar, apabila seseorang dengan zodiak Capricorn, mungkin sangat mementingkan status sosial minimal untuk diri sendiri. Pangkat dan berbagai pencapaian serta status materi menjadi faktor yang cukup penting bagi seorang berzodiak Capricorn. Dan tentunya, semua itu didapat dengan bekerja keras.
Apa Maksud Dari Makna “The Devil” Sendiri?
Kalau saya bisa merangkum dalam 1 kalimat, kalimat yang paling tepat adalah “Ada harga, ada barang.”
Yes, the devil disini maksudnya lebih menunjukkan ada hal yang harus dibayar untuk memperoleh sesuatu. Konteks membayar disini, tentunya seperti dalam praktik negosiasi dan perdagangan ada umumnya. Ada sesuatu yang harus ditukar untuk mendapatkan apa yang kamu mau.
Jadi, apabila kamu ingin mendapat mobil mewah, ya dengan cara membelinya/ menukar dengan uang; tidak ada uang? Ya kumpulkan uang dengan bekerja yang menghasilkan uang. Kamu ingin mendapatkan cinta si dia? Ya perlu berusaha mendekati dia, lepas dari kamu adalah seorang pria atau wanita, ataupun kamu orang yang pasif ataupun aktif, ya harus ada usahanya. Kira – kira seperti itulah gambaran untuk berusahanya.
Konsep dari ada kesepakatan, ada harga yang harus dibayar untuk mencapai goal kita itulah, makna dari kartu The Devil dengan konteks yang positif. Nah, sekarang, bagaimana dengan makna The Devil dalam konteks negatif?
Sederhananya, makna dalam konteks negatif ya kebalikan dari konteks positif tersebut. Jadi, dari yang semula mendapatkan sesuatu dengan bekerja keras, ya kitanya malas untuk bekerja keras dan maunya jalan pintas bisa cepat kaya. Mau mendapatkan hati si dia, tapi malas untuk melakukan pendekatan, dan alhasil ingin mencari jalan pintas agar si dia bisa langsung jatuh cinta dengan kamu. Caranya? Bisa dengan menggiring ke hubungan toxic, ataupun sesuatu yang membuat si dia ketergantungan denganmu.
Jadi, secara singkat, makna dari The Devil secara umum ya berputar dari sisi membayar harga untuk suatu tujuan, apapun konteks harganya. Namun, kenapa seringkali kartu The Devil dianggap sebagai pertanda buruk?
Pengaruh Film Main Stream Yang Memperkuat Misskonsepsi

Sederhananya, ketika kita bertanya, tau darimana apabila setan itu jahat? Kenapa kartu The Devil seringkali dianggap menunjukkan pertanda buruk? Simple….dari film hiburan.
Banyak sekali berbagai media hiburan fiksi, dimana memposisikan iblis sebagai sosok yang jahat. Lebih tepatnya, premis tokoh utama dalam cerita bernegosiasi dengan iblis untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, iblis mengajukan syaratnya apabila ingin mendapat hal tersebut, dan tokoh yang sama menyetujui syarat tersebut.
Ditambah lagi, seringkali sosok iblis dalam berbagai cerita fiksi tersebut, memberikan syarat yang sebenarnya kompleks, bahkan dia sudah meminta si tokoh utama untuk berpikir ulang atas permintaannya. Namun si tokoh utama dengan cerobohnya mengiayakan syarat yang ada.
Dan ketika apa yang diinginkan terpenuhi, iblis meminta bayarannya atas pekerjaannya. Namun karena iblis dianggap jahat, maka tokoh utama tersebut berusaha menghindari ‘kewajiban’ dia dalam membayar.
Namun apabila kita melihat dalam kacamata netral, dan untuk sementara, mencabut nama Iblis tersebut, katakanlah menjadi nama Agus misalnya…, maka berbagai cerita tersebut, seringkali bukanlah cerita seputar kejahatan dan orang yang berusaha lari dari kekuatan jahat tersebut. Melainkan menjadi cerita seseorang yang sudah mengerjakan kewajibannya, meminta hak, namun end up pemberi kerja lari tidak mau membayar hak pekerja tersebut.
Terdengar ‘lucu’ bukan?
Makna Umum The Devil
Dengan demikian, makna umum yang seringkali ditunjukkan dalam kartu The Devil, itu sebenarnya betul: sesuatu yang toxic, ketergantungan akan sesuatu, kecanduan, godaan materi, dan lain sebagainya. Namun itu hanyalah 50% betul karena hanya mengcover sisi buruknya.
Sisi positifnya? Dan yang seringkali belum terpikirkan (karena ‘cuci otak’ media fiksi tersebut) , adalah melakukan sesuatu dengan proses, adanya ikatan kerjasama yang sepandan, adanya moderasi dalam mengejar materi. Sekaligus memahami bahwa materi itu memang penting. Namun dicari dan didapat dengan sikap moderat dan seimbang. Karena kita tahu dampaknya ke pola pikir kita apabila kita terlalu terobsesi dengan materi.
Sehingga berikutnya, apabila kita sedang membacakan kartu tarot ke orang lain, apabila keluar kartu The Devil, menurut saya, ini bisa saja menunjukkan adanya peluang tertentu yang cukup ‘menggoda’ dan sayang untuk ditolak. Namun perlunya kehati – hatian dan meneliti terlebih dahulu berbagai point peluang dan kesepakatan yang ada didepan. The Devil seringkali dalam bacaan, bukan menunjukkan godaan melakukan sesuatu yang buruk; melainkan godaan untuk mengabaikan berbagai detail yang ada sebelum melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penanya.
Kenapa Membaca Tarot Dengan ‘Mindset Mentalist’ itu Merupakan Pendekatan Yang Keliru Untuk Konsultasi Private?
DISCLAIMER
Tulisan ini bukan untuk memojokkan orang yang belajar mentalism. Melainkan untuk memberikan pengertian, bahwa meskipun memang ada penggunaan kartu Tarot untuk hiburan panggung, Ketika sudah menyentuh ranah konsultasi private, justru sangat dianjurkan untuk belajar dengan sungguh – sungguh akan makna setiap kartu dan cara membawa konsultasi tarot private kepada klien. Trust me, pendekatan para mentalist , yang tidak belajar tarot untuk konsultasi secara privat (karena malas dan menggampangi), akan sangat jauh berbeda ketimbang pendekatan yang dilakukan oleh para tarot reader sungguhan.
Saya sendiri, selain belajar tarot, juga belajar mentalism. Dan mungkin saya termasuk satu dari sedikit mentalist yang belajar mentalism itu dari literatur di Indonesia. Kenapa saya berani berkata demikian? Karena Sebagian besar mentalist di Indonesia itu, modalnya ya belajar dari video. Padahal, lucunya, pengetahuan seputar mentalism itu, Sebagian besar itu dari literatur. Alasannya? Sederhana. Sebagian besar mentalist di Indonesia itu malas baca literatur Bahasa Inggris.
Dan dari masa – masa saya belajar 2 bidang ilmu tersebut, justru saya menemukan fenomena yang sering terjadi, dan justru menyimpulkan kalua seorang mentalist, apabila mulai masuk ke ranah baca tarot untuk konsultasi private klien, sebenarnya sangat tidak cocok apalagi cenderung menjadi merugikan klien itu sendiri. Hal ini menjadi sangat kentara apabila orang yang memberi konsultasi tarot secara private, berasal dari background ilmu mentalist dan cenderung ‘malas’ untuk belajar ilmu pengetahuan baca Tarot.
Sambil tetap menjaga etika dunia persulapan, saya akan mencoba membeberkan kenapa pendekatan para mentalist umumnya, berbeda dengan pendekatan tarot reader yang benar – benar belajar tarot.

Pertama, mentalism bertujuan untuk menghibur konsumen, tarot reader bertujuan memberi solusi kepada klien.
Prinsip pertama pertunjukan sulap, terutama mentalism, itu tujuannya memang untuk memberikan hiburan, dan seringkali hiburannya memang menyerempet ke supranatural. Namun sekali lagi, itu dibawa untuk ke ranah hiburan. Sementara, untuk konsultasi klien secara private, mungkin tetap ada factor hiburannya, namun orientasi dari konsultasi tersebut adalah untuk brainstorming masalah klien dan mencari solusi yang bisa klien lakukan untuk memperbaiki hidupnya.
Banyak mentalist, yang karena belum belajar tarot mendalam, terjebak dalam mindset, konsultasi tarot private itu berorientasi memberi hiburan kepada klien, sadar tidak sadar yah. Apapun solusi yang diberikan, itu bukanlah hal penting, sepanjang klien merasa terhibur dengan ‘pertunjukan private’nya.
Kedua, mentalism sudah ‘terlanjur belajar tehnik komunikasi tertentu’, tarot reader di Indonesia, cenderung tidak belajar tehnik tersebut.

Bagian ini agak sensitive, tapi saya akan mencoba menjelaskan sebisa mungkin.
Mentalist pada umumnya, akan diminta belajar tehnik komunikasi psikologis tertentu, minimal ada 2 tehnik dasar yang tidak bisa saya utarakan disini karena alas an etika persulapan. Tehnik tersebut, apabila memang dipelajari dan diterapkan dengan baik, maka akan membuat si pendengar merasa bahwa si mentalist ini, bisa membaca dirinya hingga yang paling pribadi sekalipun.
Masalahnya, tehnik tersebut bertujuan menghibur dan memberi ‘ilusi’ seakan – akan mentalist bisa membaca. Aslinya sih, ya gitu dhe.
Sementara tarot reader, selain menggunakan intuisi dan pengalaman dia sehari – hari dalam menganalisa sikon klien, tentunya mereka benar – benar, membaca makna dari setiap kartu yang ada dan mencoba mencari hubungan dengan sikon klien yang dibacakan.
Apa implikasinya dalam bacaan ? Bacaan yang dibawakan oleh mentalist, seringkali sangat tidak mendetail, di awang – awang, dan kurang akurat dibandingkan dengan bacaan yang dibawakan oleh tarot reader beneran.
Bahkan in some case, mentalist amatiran yang mencoba baca tarot pun, banyak yang terjebak dalam memberikan ‘bacaan yang sama’ kepada klien yang berbeda – beda; lepas dari apapun kartu yang keluar.
Ketiga, dan mungkin menohok Sebagian orang, Sebagian besar mentalist Indonesia, cenderung meremehkan pekerjaan tarot reader dan merasa tidak perlu belajar tarot secara mendalam.

Banyak rekan – rekan saya yang merasa, berbagi tehnik mentalism yang mereka pelajari, sudah cukup sebagai bekal mereka untuk mengadakan konsultasi tarot kepada klien secara private. Dan lucunya entah kenapa, banyak mentalist yang saya temui menganggap membaca tarot itu sangat mudah. Saking mudahnya, dianggap pekerjaan baca tarot adalah pekerjaan mudah dalam mencari uang.
Dan orang yang sama, memutuskan malas untuk baca buku seputar tarot, dengan alas an, ga bis abaca Bahasa Inggris.
Alhasil, karena orang seperti itu menganggap konsultasi tarot adalah sesuatu yang mudah, maka mulai semakin banyak para pesulap mentalist yang banting setir menjadi tarot reader dan membaca kartu dengan ‘kaca mata mentalist’ tersebut, dan hasilnya? Sesuai perkiraan, banyak klien yang justru merasa tidak terbantu dan semakin mumet dengan masalahnya.
Penutup
Siapapun boleh belajar tarot; asalkan belajar dengan sumber yang tepat dan melepaskan berbagai kacamata ilmu yang sudah dipelajari sebelumnya. Berbagai ilmu pengetahuan yang sudah kita pelajari, seringkali juga menjadi penghalang tersendiri untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang baru.
Banyak Wanita Mulai Percaya Diri, Sehingga…
Ini memang murni hasil observasi pribadi gw. Terutama dari klien2 tarot dan juga lingkungan sosial sekitar gw.
Memang belum ada penelitiannya, tapi gw amati memang mulai ada peningkatan yg cukup kerasa akan wanita – wanita di Indonesia (Jakarta khususnya) yang bermindset mandiri.
Mindset mandiri disini tidak hanya sekedar membiayari diri sendiri (dan adakalanya menjadi tulang punggung keluarga juga), namun juga bersedia bertanggung jawab atas keputusan pribadinya sendiri, tanpa terpengaruh oleh nyinyiran/ julidan orang2 sekitarnya.
Sudah ada juga komunitas2 single mother yang bahkan prestasi mereka juga patut diacungi jempol dalam mendidik dan mensupport para single mother yang baru maupun lama.
Jadi baik keputusan cara berpakaian, mengirim konten ke sosmed pribadi, cara bersikap didepan orang (baik pria maupun wanita), cara PDKT, bahkan jalur karir (dan hobi) yang dipilih, semua adalah hasil keputusan sendiri; bukan karena intimidasi pihak lain.
Namun, seiring dengan jumlah wanita yang meningkat rasa percaya dirinya, maka banyak pula pihak2 yang BERUSAHA untuk menekan laju pertumbuhan wanita percaya diri tersebut.
Mulai dari bawa2 agama untuk mendikte cara berpakaian, bersikap, bekerja, sampai ke prinsip pribadi….
Sampai usaha dari para pria2 yang juga sangat masif untuk menekan wanita mandiri dan percaya diri tersebut. Mulai dari pelecehan verbal, seksual fisik, terror, -pentingnya nikah usia muda-, dan masih banyak lagi.
Ada semacam pihak2 yang ingin membuat wanita kembali menjadi warga kelas 2 seperti dulu disini. Agar hanya menjadi ibu rumah tangga abadi, dan seonggok daging pemuas nafsu birahi.
Dan yang paling gampang caranya, ya dengan bawa2 ayat agama.
Banyak wanita yang mulai meningkat percaya dirinya; sehingga gerakan untuk mengembalikan wanita ke warga kelas 2 pun, menjadi lebih masif.
Gw pribadi? Gw meskipun cowok, ya dukung2 aja supaya wanita lebih mandiri. Itu keputusan pribadi masing2 kok.
Habisnya, kebanyakan cowok yang mo balikin wanita ke warga kelas 2, motivasinya cuma 2: harga diri (kepala keluarga) ketohok dan murni sangean aja.